Perjuangan keke sempat berbuah manis, sebab tim dokter berhasil
menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi sebuah prestasi tersendiri
bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir
di Negara lain. Banyak yang bertanya bagaimana bisa penyakit ganas
tersebut ditaklukkan. Polemik tersebut akhirnya mendapat jawaban, sebab
keke hanya “sembuh sementara”. Beberapa saat setelah ia menjalani
pengobatan, kanker ganas itu bertamu kembali dan sekali lagi menyerang
tubuh dan semangatnya. Keke pun menyadari, waktunya hidup tak bisa
diulur lagi dengan obat dan lain-lainnya. Benar saja, ia meninggal pada
tanggal 26 Desember di tahun 2006. Sebelum meninggal, ia sempat
menuliskan surat. Surat ini kemudian yang mengilhami pemilihan judul
“Surat Kecil Untuk Tuhan”. Berikut petikan surat keke tersebut:
Andaikan,….. semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novelnya ini, Agnes Davonar menekankan makna sebuah waktu dalam kehidupan di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun bertahan hidup dari kanker ganas paling mematikan di dunia.
Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ………………
Biakanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Jika ditelaah, buku ini memang menarik. Bukan hanya berbicara persoalan
derita seseorang, tetapi juga memperlihatkan sebuah perjuangan sekaligus
kepasrahan pada Sang Pencipta. Penulis novel ini berhasil menyampaikan
kisah keke dengan baik. Selain keke, tokoh lain di dalam kisah ini
antara lain ayah Keke sendiri, sahabat-sahabat keke yakni Fadha, Maya,
Shifa, ida dan Andhini, ada pula Dr. Adhi, Dr. Mukhlis, Andi, Pak Iyus.
Karena ini berdasar pada kisah nyata, maka tokoh tersebut semua nyata.
Mungkin hal ini yang membuat watak para tokoh tergambar dengan jelas.
Secara umum, novel ini layak untuk dibaca. Alur yang digunakan adalah
campuran yakni maju dan mundur. Sementara itu setting cerita antara lain
rumah Keke, sekolah, rumah sakit dan juga beberapa potongan kejadian di
sebuah villa. Penulis menggunakan sudut pandang cerita orang pertama.
Jadi saat membaca buku ini kita seolah sedang mendengarkan Keke
bercerita kisahnya sendiri. Adapun pemilihan bahasa yang dipakai penulis
cukup ringan sehingga novel ini bisa dibaca untuk umum. Novel ini juga
banyak menyisip nilai moral dan nilai agama. Tentu hal ini merupakan
pembelajaran yang baik bagi pembaca.
0 komentar:
Posting Komentar